"Sorai" Nadin Amizah: Sebuah Seruan Perayaan dari Perpisahan

Sebuah Seruan Perayaan dari Perpisahan

Seperti pelangi yang muncul setelah hujan, lagu Sorai karya Nadin Amizah hadir sebagai cerminan indah tentang bagaimana perpisahan bisa menjadi sesuatu yang dirayakan. Dirilis pada tahun 2019, Sorai terus menjadi daya tarik dan membawa emosi mendalam bagi banyak pendengarnya. Bahkan di tahun 2023, lagu ini kembali mendapatkan perhatian setelah muncul dalam film Ketika Berhenti di Sini, mengingatkan kembali publik akan kekuatan lirik dan nada yang memikat dari Nadin.



Pada dasarnya, Sorai adalah karya yang seolah mengundang pendengarnya untuk memandang perpisahan dari sudut yang berbeda. Nadin mengartikan "sorai" sebagai bentuk perayaan, sebuah ungkapan "sorak-sorai" yang biasanya menjadi lambang kebahagiaan. Dengan nada yang lembut namun menusuk, Nadin menyampaikan bahwa tidak semua perpisahan harus diwarnai dengan air mata kesedihan. Sebaliknya, Sorai mengajak kita untuk menghargai setiap pertemuan yang pernah ada, sekalipun harus berakhir.

"Kau dan aku saling membantu / Membasuh hati yang pernah pilu / Mungkin akhirnya tak jadi satu / Namun bersorai pernah bertemu."

Lirik ini bagai bait puisi yang menggambarkan perasaan campur aduk setelah berpisah. Ada penerimaan dan rasa syukur yang dalam. Nadin dengan lihai menggabungkan perasaan kehilangan dan penerimaan dalam satu tarikan napas, menyadarkan kita bahwa yang benar-benar berharga adalah pengalaman dan kebahagiaan yang sempat ada.

Analogi Cinta dan Alam dalam Sorai

Bukan hanya kata-katanya yang membuat lagu ini begitu menyentuh, tetapi juga analogi yang digunakan Nadin. Ia mempersonifikasi alam dan manusia dalam satu alur cerita, seolah cinta dan alam adalah bagian yang saling mendukung. Dalam lirik "Langit dan laut saling membantu / Mencipta awan, hujan pun turun," terlihat bagaimana alam pun mampu merasakan, seolah langit dan laut bersatu menciptakan hujan yang menjadi simbol kesatuan dan perpisahan. Ketika dua entitas saling terikat, mereka menciptakan keindahan yang tidak selalu harus kekal, seperti hujan yang singkat namun membawa kesegaran baru.

Perumpamaan ini juga mencerminkan bahwa cinta, seperti hujan, memiliki masanya sendiri. Tidak ada yang abadi, tetapi ada yang indah dalam kebersamaan singkat itu. Begitu pula dengan cinta yang harus dilepaskan dengan keikhlasan. Di sinilah Nadin menyuarakan bahwa alih-alih meratapi perpisahan, kita sebaiknya merayakan perjalanan dan kenangan yang tercipta.

Filosofi "Sorai": Kebahagiaan dalam Perpisahan

Sebagai musisi, Nadin mampu menyampaikan filosofi sederhana namun kuat: bahwa perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan titik awal dari sebuah perayaan. Melalui Sorai, Nadin menekankan betapa pentingnya merangkul kenangan dan belajar dari masa lalu, sambil tetap menghargai apa yang sudah pernah kita miliki.

"Mengapa kita tak berbahagia dengan perpisahan?" tulis Nadin dalam salah satu unggahan di media sosialnya. Di sini, ia mengundang pendengarnya untuk mengubah perspektif mereka. Alih-alih terus terjebak dalam luka, ia menantang mereka untuk bersorak, untuk merayakan dan berterima kasih karena pernah memiliki kesempatan mencintai.

Sentuhan Klasik yang Memikat dalam Musik dan Liriknya

Sorai bukan hanya sebuah lagu dengan lirik yang indah, tetapi juga memiliki komposisi musik yang membawa nuansa klasik dan kontemporer. Melodi yang menenangkan dipadu dengan suara khas Nadin menciptakan atmosfer yang mendalam, membuat pendengarnya merasa seperti berada dalam ruang pribadi yang penuh keheningan dan perenungan.

Nadin seakan mengajak kita untuk berhenti sejenak dan mendengarkan, tidak hanya liriknya tetapi juga suara hati kita sendiri. Melalui melodi yang lembut, ia menyampaikan pesan bahwa luka bisa berubah menjadi pembelajaran yang indah, dan bahwa cinta yang pernah ada layak untuk dihargai meski tak lagi hadir dalam kehidupan kita.

Dengan semua elemen ini, Sorai lebih dari sekadar lagu; ia adalah sebuah perjalanan emosi yang mengajarkan kita untuk menerima apa yang telah terjadi dan melepaskannya dengan damai.

Kesimpulan: Sebuah Ajakan untuk Berani Merayakan Perpisahan

Nadin Amizah, dalam setiap bait Sorai, menggambarkan perpisahan bukan sebagai duka, melainkan sebagai perayaan. Lagu ini mengajak kita untuk mengenang dan bersyukur atas setiap momen yang pernah ada, menghargai setiap cinta yang pernah hadir, dan menerima bahwa tidak semua yang singgah harus menetap. Terkadang, mereka hanya datang untuk mengajarkan kita sesuatu sebelum akhirnya beranjak pergi.

Sorai adalah sebuah ajakan untuk tidak terjebak dalam kenangan yang menyakitkan, tetapi untuk mengenang dengan penuh syukur. Mungkin, inilah yang membuat Sorai begitu menggetarkan hati—karena ia berbicara tentang perpisahan yang berakhir bukan dengan linangan air mata, tetapi dengan sorak-sorai dan rasa syukur.

Post a Comment

0 Comments